Senin, 03 September 2012

STENOSIS AORTA



STENOSIS AORTA
        penyakit yang disebabkan oleh kelainan kongenital seperti aorta bikuspid dengan lubang kecil dan katup aorta unikuspid, yang biasanya menimbulkan gejala dini. Pada orang tua, penyakit jantung reuma dan pakapuran merupakan
penyebab tersering.
Tanda dan Gejala
        Dispnea,angina,dan pingsan saat beraktivitas
        orthopnea dan PND(bila terjadi edema paru)
        Kelemahan dan sianosis perifer
Etiologi
        Kelainan kongenital
        Penumpukan kalsium pada daun katup
        Demam rheumatik









 Manifestasi klinis
     1.Nyeri dada:Nyeri dada pada pasien-pasien dengan aortic stenosis adalah sama dengan nyeri dada (angina) yang dialami oleh pasien-pasien dengan penyakit arteri koroner (coronary artery disease).
     2. Pingsan (syncope):Pingsan (syncope) yang berhubungan dengan aortic stenosis biasanya dihubungkan dengan pengerahan tenaga atau kegembiraan. Pada aortic stenosis, jantung tidak mampu untuk meningkatkan hasil untuk mengkompensasi jatuhnya tekanan darah. Oleh karenanya, aliran darah ke otak berkurang, menyebabkan pingsan.
     3.Sesak napas:kegagalan otot jantung untuk mengkompensasi beban tekanan yang ekstrim dari aortic stenosis. Sesak napas disebabkan oleh tekanan yang meningkat pada pembuluh-pembuluh darah dari paru yang disebabkan oleh tekanan yang meningkat yang diperlukan untuk mengisi ventricle kiri.

 
Penatalaksanaan
     Profilaksis Untuk mencegah endokarditis bakterialis.
     Gagal jantung diterapi dengan digitalis dan diuretik.
     Pengobatan untuk penurunan beban awal dan beban akhir harus di lakukan dengan hati-hati.
     Angina diterapi dengan nitrat


ASKEP
                                        KASUS
     Klien Tn. T datang dg keluhan nyeri dada, (angina), syncope, 2 minggu yg lalu klien merasa nyeri dada yg di sertai dg sesak nafas, hingga akhirnya klien mengalami syncope, kemudian istrinya membawanya ke RSNU Tuban, dari pemeriksaan CHEST X-Ray menunjukkkan suatu banyangan jantung yg normal, aorta diatas klep aortic membesar, EKG mencerminkan suatu otot jantung yg menebal, perlu di rujuk untuk pemeriksaan doppler Ekokardiografi, Transvalvula velocity lebih dari 4m/dtk, di anjurkan untuk menjalani operasi.
Pengkajian
A.Identitas
 Nama                  : Tn. T
 Usia                    : 50Thn
 Jenis kelamin     : Laki-laki
 suku/ bangsa     : Jawa/indonesia
 Agama                : Islam
 Pendidikan                  : SMA
 Status perkawinan     : Kawin
 Pekerjaan           : Swasta
Alamat                : Kerek
B.    Riwayat penyakit sekarang
>Keluhan utama                    : nyeri dada
>Riwayat penyakit sekrang :
                   15HMRS klien saat berkerja tiba-tiba klien merasakan nyeri dada yang disertai sesak nafas sampai-sampai klien pingsan.nyeri yang dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk, ditindih beban berat,ditekan bagian dada sebelah kiri.nyeri tersebut menjalar pada lengan kiri, leher dan rahang, keluhan tersebut sering dialami oleh klien.
                   HMRS ketika klien berada dirumah pingsan dan tak sadarkan diri.Istri klien panik dan segera membawa ke RSNU Tuban.Pada hasil pemeriksaan chest x-ray menunjukkan bayangan jantung normal.Aorta atas klep menebal.dan perlu dirujuk untuk pemeriksaan doppler ekokardiografi.transvalvular verocity lebih darai 4m/det.sehingga dianjurkan untuk menjalani operasi.
>Riwayat penyakit dahulu :
      Klien pernah mengalami angina pectoris yang dapat memicu nyeri dada.
>Riwayat penyakit keluarga :
      Salah satu keluarga klien pernah mengalami infark miokardium akut.
Observasi TTV
TD     :130/90 mmHg
S                 :39◦C
N                :60-65 x/menit
RR     :20-25 x/menit

Body Sistem
B1
Klien terlihat sesak nafas
B2
Keluhan nyeri dada
B3
Kesadaran klien menurun
B4
Eliminasi urine menurun
B5
Klien biasanya mengalami mual, muntah
B6
Klien sering merasa kelemahan,kelelahan,tidak dapat tidur.





No
Tujuan/Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan selama 2 jam diharapkan rasa nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
       klien mengatakan tidak ada nyeri dada
      Skala nyeri ringan 1-3
      TTV
TD    :130/80 mmHg
S       :39◦C
N      :60-65 x/menit
RR    :20-25 x/menit
1,Selidiki laporan nyeri dada dan bandingkan dengan sebelumnya. Catat ekspresi nyeri, respons otomatis terhadap nyeri
2.(berkeringat, TD dan nadi berubah, peningkatan atau penurunan frekuensi pernapasan).

3.Anjurkan berhenti aktivitas yang menyebabkan angina, istirahat, dan minum obat nitrogliserin, nifedipin Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas sesuai kebutuhan.


1.Perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.
2.Perilaku dan perubahan tanda vital membantu menentukan derajat/ adanya ketidaknyamanan pasien khususnya bila pasien menolak adanya nyeri.

3. Aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokardia (contoh kerja tiba-tiba, stres, makan banyak, suhu dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.

 








IMPLEMENTASI

HARI/TGL
NO
DX
JAM
Implementasi
TTD



1.   Membantu pasien menemukan posisi yang nyaman 
2. memberikan tindakan kenyamanan dasar, teknik relaksasi dan distraksi, bimbingan imajinasi, sentuhan terapeutik.
3. Melaksanakan Observasi tanda-tanda vital dan Memberikan analgesik sesuai dengan advice ( ranitidin 3x1 ampul)


EVALUASI
Dx
Diagnosa
Evaluasi
Ttd
1
Nyeri dada yang berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen ke miokardium
S : klien mengatakan sakit kepala dan pusing sudah tidak ada
O : tekanan darah 130/80
     Tidak tampak menahan nyeri
     Skala nyeri berkurang
     TTV dalam batas Normal
A : Masalah teratasi
P : intervensi di hentikan


      REFERENSI
      Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
      Fakultas, kedokteran. UI.2001.kapita selekta kedkteran,Media Aesculapius.
      Dr.Danis, Diva.kamus istilah kedokteran.Gita media press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar