Minggu, 16 September 2012

MALARIA

MALARIA
  1. Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala dan pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.
  1. Etiologi
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Terdapat empat spesies Plasmodium pada manusia yaitu : Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax (malaria tertiana ringan). Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum (malaria tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale.
Keempat spesies plasmodium tersebut dapat dibedakan morfologinya dengan membandingkan bentuk skizon, bentuk trofozoit, bentuk gametosit yang terdapat di dalam darah perifer maupun bentuk pre-eritrositik dari skizon yang terdapat di dalam sel parenkim hati.
Tanda dan Gejala
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daeah yang endemis malaria tanda dan gejala yang dapat ditemukan adalah :
  • Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi) pada malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3, sedangkan malaria kuartania (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6 jam), dan tingkat berkeringat (2 – 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
  • Splenomegali
Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
  • Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah anemia karena P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh :
a.       Penghancuran eritrosit yang berlebihan
b.      Eritrosit normal tidak dapat hidup lama
c.       Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum tulang belakang.
d.      Ikterus
Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.
  1. Patofisiologi
Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat terjadi melalui dua cara yaitu : Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia, misalnya melalui transfuse darah, suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (congenital).
Patofisiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena : pecahnya eritrosit yang mengandung parasit, fagositosis eritrosit yang mengandung dan tidak mengandung parasit, akibatnya terjadi anemia dan anoksia jaringan dan hemolisis intravaskuler
2. Pelepasan mediator Endotoksin-makrofag
Pada proses skizoni yang melepaskan endotoksin, makrofag melepaskan berbagai mediator endotoksin.
3. Pelepasan TNF
Merupakan suatu monokin yang dilepas oleh adanya parasit malaria. TNF ini bertanggung jawab terhadap demam, hipoglikemia, ARDS.
4. Sekuetrasi eritrosit
Eritrosit yang terinfeksi dapat membentuk knob di permukaannya. Knob ini mengandung antigen malaria yang kemudian akan bereaksi dengan antibody. Eritrosit yang terinfeksi akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dan membentuk gumpalan sehingga terjadi bendungan.
  1. Pemeriksaan diagnostik
    1. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria
·  Tetesan preparat darah tebal
·  Tetesan preparat darah tipis
b.      Tes Antigen : p-f test
c.       Tes Serologi
d.      Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
  1. Diagnosa Keperawatan
·  Peningkatan suhu tubuh/ hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme, dehidrasi, perubahan pada regulasi temperatur.
·  Gangguan pemenuhan nutrisi b. d mual, muntah dan anoreksia.
·  Nyeri akut, sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskular serebral
·  Gangguan mobilitas b.d kelemahan tubuh
  1. Intervensi keperawatan
·        Peningkatan suhu tubuh/ hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme, dehidrasi, perubahan pada regulasi temperatur.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Pantau suhu pasien, perhatikan pasien menggigil/ diaforesis.
Pantau suhu lingkungan , batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi.
Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Kolaborasi
Berikan antipiretik misalnya : ASA (Aspirin), asetaminofen (Tylenol).
Berikan selimut pendingin
Suhu 38,9- 41,1 c menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis mis: kurva demam lanjut berakhir lebih dari 24 jam menunjukkan pneumonia, demam. Menggil merupakan puncak suhu.
Suhu ruangan/ jumalh selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
Dapat membantu mengurangi demam.
Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentral pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme dan meningkatkan autodestruksi dari sel- sel yang terinfeksi.
Digunakan untuk mengurangi demam dengan umumnya lebig besar dari 39,5- 40 c pada waktu terjadi kerusakan/ gangguan pada otak.
·  Gangguan pemenuhan nutrisi b. d mual, muntah dan anoreksia.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Catat status nutrisi pasien, catat turgor kulit , berat badan dan derajat kekurangan berata badan, integritas kulit, adanya tonus usus, riwayat mual/ muntah atau diare.
Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai/ tidak disukai.
Awasi masukan/ pengeluaran dan berat badan secara periodik.
Selidiki anoreksia, mual, muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat. Awasi frekuensi, volume, konsistensi feses.
Dorong makan dengan sering dengan porsi sedikit.
Berika perawatan mulut sesudah maupun sebelum tindakan.
Dorong orang terdekat untuk memberikan makanan.
Kolaborasi
Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
Konsul dengan terapi pernafasan untuk jadwal pengobatan 1- 2 jam sebelum/ sesudah makan.
Awasi pemeriksaan laboratorium contohnya: BUN, protein, serum, dan albumin.
Berikan terapi yang tepat.
Berguna untuk mendefinisikan derajat/ luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/ kekuatan khusus. Pertimbangkan keinginan individu untuk memperbaiki makanan.
Berguna dalam menukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan / penggunaan nutrien.
Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolik meningkat saat demam.
Menurunkan rasa tak enak karena sisa muntah atau obat untuk pengobatan respirasi yang merangsang pusat muntah.
Membuat lingkungan sosial lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural.
Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik pasien.
Dapat membantu menurunkan insiden mual/ muntah sehubungan dengan obat atau efek pengobatan pernafasan pada perut yang penuh.
Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan menunjukkann kebutuhan intervensi/ perubahan program terapi.
Demam meningkatkan kebutuhan metabolik dan juga komsumsi kalori.
·  Nyeri akut, sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskular serebral
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri:
Pertahankan tirah baring pada pasien selama fase akut.
Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misal; kompres dingin, pijat, relaksasi.
Minimalkan aktivitas yang dapat meningkatkan sakit kepala.
Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur jika terjadi perdarahan hidung.
Kolaborasi:
Berikan analgesic sesuai indikasi
Berikan antiansietas: lorazepam, diazepam.
Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.
Menurunkan tekanan vaskular serebral dan memperlambat respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
Aktivitas yang meningkat menyebabkan sakit kepala karena adanya peningkatan tekanan vaskular serebral.
Pasien biasanya mengalami pusing juga kadang mengalami hipotensi postural.
Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan napas mulut.
Menurunkan nyeri dan menurunkan rangsang simpatis.
Mengurangi tegangan & ketidaknyamanan yang diperberat oleh stress.
·  Gangguan mobilitas b.d kelemahan tubuh
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Tingkatkan tirah baring atau duduk. Berikan lingkungan tenang.
Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik
Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif atau aktif.
Gunakan teknik manajemen stress, contoh relaksasi, bimbingan imjinasi. Berikan aktivitas hiburan.
Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi: sedatif, agen antiansietas.
Meningkatkanistirahat dan ketenangan.
Meningkatkan fungsi pernafasan & meminimalkan tekanan pada area tertentu.
Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan.
Meningkatkan relaksasi, memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi, memerlukan istirahat lanjut.
Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. E. Mariylynn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Mansjoer. A. (2000). Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media aesculapius.
FK UI. (1996). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
Spiritia. (2000), Malaria. (http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/malaria.html, diperoleh pada tanggal 24 September 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar